Tuesday, November 13, 2018

Allah Menempati Janji-Nya


Bacaan Alkitab: Matius 1:1-17
 
Janji adalah meupakan suatu komitmen yang harus kita lakukan dan tidak boleh kita ingkari. Di musim Pilkada saat ini yang begitu panas begitu banyak janji-janji yang disampaikan oleh para Caleg kepada masyarakat dengan tujuan supaya mereka dipilih menjadi seorang penjabat. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaanya bagi kita sekarang apakah mereka menempati janjinya? Berdasarkan hasil pengamatan saya selama ini, sebagian besar pemimpin yang menjanjikan sesuatu kepada rakyat dia mengikarinya. Itulah sifat manusia, yang hanya bisa berbicara tetapi bukti nyata sama sekali tidak ada.
            Meskipun manusia suka mengikari janji, akan tetapi Allah tidak pernah mengikari janji-Nya. Silsilah yang dicatat di kitab ini sangat penting karna ini merupakan pembuktian, untuk membenarkan suatu hak yang telah dijanjikan Allah sebelumnya kepada Ambraham dan Daud. Ambraham dan Daud merupakan wali utama atas janji yang berkaitan dengan Sang Mesias. Janji tentang berkat diberikan kepada Ambraham dan keturunanya, tentang kekuasaan diberikan kepada Daud dan keturunanya dan janji itu Allah telah tepati. Oleh sebab itu, kalau kita tidak dapat membuktikan bahwa Yesus adalah anak Daud, dan anak Ambraham, maka kita tidak dapat mengakui-Nya sebagai Sang Mesias. Dan telah terbukti dan telah kita dengar janji Allah terhadap Ambraham dan Daud, yaitu melalui Yesus Kristus Sang Juruslamat kita dan yang telah  mati di kayu salib untuk menebus dosa kita.
            Kadang-kadang dalam hidup kita sekarang, sering meragukan janji-janji Allah dalam hidup kita. Atau bahkan kita sering memaksa Allah untuk segera menempati janji-Nya. Pada renungan saat ini kita diajarkan untuk selalu setia menanti janji-janji Tuhan. Karna janji Tuhan bukan seperti janji-janji manusia yang sering mengikari janjinya. Yakin dan percayalah bahwa Tuhan akan menempati janji-Nya tepat pada waktunya.

Monday, November 5, 2018

Taat Pada Perintah Tuhan



Bacaan Alkitab: Matius 2:19-23

Ketika saya duduk di bangku SMK, saya sangat benci sekali jika seseorang memerintah saya untuk melakukan sesuatu meskipun yang diperintahkan itu demi untuk kebaikkan saya. Kadang saya mengabaikan dan meremehkan perintah tersebut dan sering saya berkata dalam hati “apa hak anda memerintah saya.” Akan tetapi, pada akhirnya juga akibat mengabaikan perintah tersebut saya masalah dan mulai timbul penyesalan dalam hati. Seandainya saja saya tidak mengabaikan perintah tersebut pasti tidak terjadi sepeti ini.
                Salah satu yang perlu kita pelajari dalam kehidupan Yusuf adalah ketaatanya terhadap firman Tuhan. Ketika Herodes yang tahu bahwa orang-orang Majus tidak kembali menemui dia, lalu memutuskan semua anak yang berusia dua tahun ke bawah (Matius 2:16), sehingga Yusuf dan Maria membawa Yesus ke tanah Mesir. Akan tetapi, tinggal dan membesarkan Anak di Mesir bukanlah rancangan Allah bagi Yusuf dan Maria. Maka melalui malaikat yang tampak dalam mimpi Yusuf, Allah memerintah Yusuf untuk kembali ke Israel, sebab saat itu Herodes sudah mati (Matius 2:19-20). Disini kita bisa melihat ketaatan Yusuf sejak Yesus mulai dikandung dan sampai Yesus lahir. Yusuf tetap taat pada perintah Tuhan tanpa ada tawar menawar. Atas ketaatan Yusuf pada perintah Tuhan, kita bisa melihat bagaimana nubuat para nabi digenapi, rancangan Tuhan terus berjalan, dan Yusuf serta keluarga kecilnya tetap berada dalam pemeluharaan Tuhan.
                Ketaatan Yusuf pada perintah Tuhan perlu kita teladani. Kebanyakkan orang berfikir dia bisa melakukan ini karna dia hebat, dia bisa kaya karna dia kerja keras, atau sebagainya. Akan tetapi, jika kita mengabaikan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab maka hidup kita akan menuju kedalam kebinasaan. Oleh karena itu, taatilah firman Tuhan, jangan pernah abaikan dan selalu berpegang teguh pada firman Tuhan. Maka Tuhan akan memelihara kehidupan anda seperti Dia memeilhara Yusuf.

Wednesday, October 31, 2018

Bertemu Dengan Yesus


Bacaaan Alkitab: Matius 2:1-11

Ketika anda ingin bertemu dengan seseorang, pasti anda mempunyai tujuan tertentu bukan? Entah itu mau curhat, meminta sesuatu, atau memberikan sesuatu. Begitu juga dengan Orang Majus dan Herodes, mereka dua-duanya ingin bertemu dengan Yesus tapi tujuan mereka berbeda.
Herodes adalah orang Edom yang diangkat menjadi raja atas Yudea oleh Kaisar Augustus dan Antonius, penguasa Romawi ketika itu. Herodes sangat jahat dan keji. Meskipun demikian, ia digelari Herodes yang Agung. Ketika dia mendengar bahwa Yesus telah lahir maka dia ingin mencariNya serta ingin membunuhNya karna dia takut jika Anak yang baru lahir tersebut akan merebut posisnya sebagai, akan tetapi dia juga tidak menemukan dan akhirnya memaksa dia untuk membunuh anak-anak yang dibawah umur 2 Tahun. Orang-orang majus ini dalam Injil mereka disebut Magoi  —  ahli sihir, ahli kekuatan gaib. Sebagian memahami sebutan ini dalam arti yang positif. Bagi orang Persia, para Magi merupakan ahli filsafat dan imam mereka. Mereka tidak akan mengakui siapa pun sebagai raja bila orang tersebut tidak menjadi anggota kaum Magi terlebih dulu. Orang majus ini berasal dari daerah yang sangat jauh. Ketika mereka melihat bintang mereka bergegas pergi untuk bertemu dengan seorang Anak yang lahir itu yang telah di nubuatkan sebelumnya. Disini kita bisa melihat usaha mereka untuk bertemu dengan meskipun di tengah jalan mereka harus melakukan perjalan yang jauh dan bahkan bertemu dengan binatang buas di jalan tapi itu semua tidak membuat semangat mereka pudar untuk bertemu dengan Yesus. Tujuan mereka bertemu dengan Yesus sangat jelas, yaitu mereka mau melihat, menyembahNya sehingga mereka membawa persembahan yang berupa emas, kemenyang dan mur kepada Tuhan.
Kadang-kadang juga kita sama dengan Herodes, mencari Tuhan dengan tujuan yang salah sehingga kita tidak menemukan. Tetapi alangkah baiknya kita seperti orang Majus yang ingin bertemu dengan Tuhan karna mereka mempunyai Tujuan yang baik yaitu menyembah Dia.

“Tujuan yang baik pasti memberi hasil yang baik juga” _FYZ

Tuesday, October 30, 2018

Ketulusan Hati Yusuf

Bacaan Alkitab: Matius 1:18-25

Ketika sebuah masalah datang menghampiri kita, dan masalah tersebut adalah masalah yang sangat luar biasa. Sehingga, kita berpikir bahwa kita tidak sanggup lagi menghadapinya dan bahkan kita sering berfikir bahwa lebih baik jika hidup ini berakhir saja. Ketika kita mengeluh apakah itu bisa menyelesaikan masalah? Tentu tidak. Tapi apa yang dilakukan Yusuf ketika dia mengalami masalah yang sangat besar, dimana tunangannya Maria harus hamil terlebih dahulu sebelum mereka menikah.
Yusuf adalah anak dari Yakub (Mat. 1:16) dia adalah tunangan Maria dan akan menikah dengan Maria. Akan tetapi salah satu masalah yang dia hadapi adalah ketika Maria harus hamil sebelum mereka nikah. Disini Yusuf mengalami pergumulan yang sangat luar biasa bahkan dia ingin menceraikan istrinya (Maria) secara diam-diam. Akan tetapi Yusuf tidak melakukan hal tersebut karna dia adalah seorang yang tulus hati. Tulus hati yang dimaksud disini adalah orang yang  benar, adil, baik, jujur, itulah sifat yang dimiliki oleh Yusuf. Ketika dia bergumul tentang masalah yang sedang dia alami tersebut, maka malaikat Tuhan datang kapadanya melalui mimpi dan berkata kepada Yusuf supaya dia tidak takut mengambil Maria sebabagai istrinya, sebab anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus, (Mat. 18:20-23). Ketika dia mendengar perkataan malaikat tersebut maka dia berbuat demikian seperti yang di perintahkan kepadanya (ayat 24). Disini kita bisa melihat ketulusan hati Yusuf bahwa dia adalah seorang yang  benar, adil, baik, jujur,yaitu dia menikahi Maria sesuai yang diperintahkan Malaikat Tuhan kepadanya dan bahkan di ayat 25 dikatakan “tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus”. Sikapnya ini menunjukkan bahwa dia adalah seorang pria yang mempunyai ketulusan hati. Karna  dari ketulusan hati Yusuf dan dia menerima Maria sebagai istrinya. Maka lahirlah Sang Juruslamat yang disebut Mesias.
Sungguh luar biasa ketulusan hati Yusuf, sehingga masalah yang dia hadapi dapat terselasaikan. Alangkah baiknya jika semua orang percaya memiliki hati yang tulus seperti yang dimiliki Yusuf. Karna ketika kita memiliki hati yang tulus maka pada saat kita mengalami sebuah masalah, sebesar apapun masalah itu kita bisa melaluinya bersama dengan Tuhan. Sebab kita yakin dan percaya ada rencana Tuhan yang lebih luar biasa di balik semuanya itu.


"Setiap Masalah Yang Anda Alami, Pasti Ada Rencana Tuhan Yang Indah" (fyz)