Bacaan Alkitab: Matius
1:1-17
Janji
adalah meupakan suatu komitmen yang harus kita lakukan dan tidak boleh kita
ingkari. Di musim Pilkada saat ini yang begitu panas begitu banyak janji-janji
yang disampaikan oleh para Caleg kepada masyarakat dengan tujuan supaya mereka
dipilih menjadi seorang penjabat. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaanya bagi
kita sekarang apakah mereka menempati janjinya? Berdasarkan hasil pengamatan
saya selama ini, sebagian besar pemimpin yang menjanjikan sesuatu kepada rakyat
dia mengikarinya. Itulah sifat manusia, yang hanya bisa berbicara tetapi bukti
nyata sama sekali tidak ada.
Meskipun manusia suka mengikari janji, akan tetapi Allah
tidak pernah mengikari janji-Nya. Silsilah yang dicatat di kitab ini sangat
penting karna ini merupakan pembuktian, untuk membenarkan suatu hak yang telah
dijanjikan Allah sebelumnya kepada Ambraham dan Daud. Ambraham dan Daud
merupakan wali utama atas janji yang berkaitan dengan Sang Mesias. Janji tentang
berkat diberikan kepada Ambraham dan keturunanya, tentang kekuasaan diberikan
kepada Daud dan keturunanya dan janji itu Allah telah tepati. Oleh sebab itu,
kalau kita tidak dapat membuktikan bahwa Yesus adalah anak Daud, dan anak
Ambraham, maka kita tidak dapat mengakui-Nya sebagai Sang Mesias. Dan telah
terbukti dan telah kita dengar janji Allah terhadap Ambraham dan Daud, yaitu
melalui Yesus Kristus Sang Juruslamat kita dan yang telah mati di kayu salib untuk menebus dosa kita.
Kadang-kadang dalam hidup kita sekarang, sering meragukan
janji-janji Allah dalam hidup kita. Atau bahkan kita sering memaksa Allah untuk
segera menempati janji-Nya. Pada renungan saat ini kita diajarkan untuk selalu
setia menanti janji-janji Tuhan. Karna janji Tuhan bukan seperti janji-janji
manusia yang sering mengikari janjinya. Yakin dan percayalah bahwa Tuhan akan
menempati janji-Nya tepat pada waktunya.