Friday, April 12, 2019

Tetaplah Setia

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 12:20

Ulangan 10:12 “Makan sekarang,hai orang Israel, apakah yang diminta dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu , hidup menurut segala jalan yang ditunjukan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu”.

Samuel berbicara didepan orang-orang Israel yang telah berkumpul, dia yang telah menjalankan tugasnya sebagai Imam atas Israel yang kini telah menjadi tua. Dia menuruti permintaan bangsa Israel yang meminta seorang raja bagi mereka agar memerintah atas mereka, karena mengingat Samuel yang sudah tua. Dia juga menugaskan anak-anaknya untuk menggantikannya tetapi kehidupan mereka tidak sama dengan Samuel, sehingga orang Israel mengadu kepada Samuel untuk meminta seorang raja bagi mereka yang bisa memerintah mereka.
Samuel mulai pemimpin Israel ketika dia masih muda dan sampai tua, sehingga ia meminta pendapat orang Israel tentang dirinya ketika masa ia memimpin bangsa Israel. Samuel memimpin dengan segenap hatinya dan tidak ada niat apapun sehingga ketika ia menanyakan bagaimana cara selama ini ia menjalanknan tugas kepemimpinnya, ternyata Samuel memimpin dengan sepenuh hati dan tidak merampas, tidak memperlakukan bangsa Israel dengan keras, tetapi ia memimpin dengan tulus dan sepenuh hati.
Kehidupan memang tidak bisa diprediksi oleh manusia tetapi selagi masih ada kesempatan untuk memberikan semangat serta menguatkan orang lain. Samuel menguatkan bangsa Israel agar mereka tetap berpegang kepada Firman Allah dan jangan meninggalkan Allah, jangan mengejar dewa-dewa kesia-siaan, tetapi harus setia dengan segenap hati, beribadah kepada Allah, jangan menduakan Allah serta jangan menambah dosa melainkan harus hidup benar dihadapan Allah dan tetap setia dalam hal apapun.

“Jangan sekali-kali meninggalkan Allah karena sesuatu yang tidak kekal, tetapi tetaplah setia dan percaya dengan segenap hati”

Tuesday, April 9, 2019

Allah Yang Berdaulat

 Bacaan Alkitab: 1Sam 9:1-27

Alkitab melukiskan asal usul Saul sebagai orang yang berasal dari kaum berada, memiliki ketampanan dan sosok fisik yang sangat mengagumkan. Sungguh suatu gambaran yang menjanjikan dari seorang calon raja. Namun, Alkitab tidak berbicara sedikit pun tentang kerohanian Saul. Alkitab bungkam tentang bagaimana Saul bergaul dengan Allah dalam kesehariannya. Penuturan Alkitab ini seolah ingin menekankan kesamaan antara sosok Saul yang ?tidak rohani? dengan sosok bangsa Israel yang menolak seorang pemimpin rohani. Meskipun Saul dilukiskan sebagai orang yang istimewa dari sudut pandang manusia, tetapi ?kerohanian? Saul dan bangsa Israel ada pada titik yang rendah.
Meskipun permintaan akan seorang raja merupakan tanda penolakan terhadap Allah. Namun Allah tetap memiliki kedaulatan penuh untuk mengatur segala sesuatu yang harus terjadi di dalam sejarah kehidupan orang Israel. Allah adalah Dia yang berdaulat, tidak ada seorang pun yang dapat mengatur Allah, melainkan justru Dialah yang mengatur jalan hidup manusia. Melalui peristiwa yang sederhana, kehilangan keledai, Saul dipimpin Allah untuk bertemu dengan Samuel dan dengan demikian bertemu dengan jalan hidupnya yang baru, sebagai raja Israel. Melalui penuturan ini, Alkitab mengingatkan kita tentang siapakah Perancang kehidupan manusia yang sesungguhnya. Jika dalam bagian yang sebelumnya kita melihat bagaimana Israel ingin mengambil jalannya sendiri melalui permintaan akan seorang raja, maka dalam bagian ini kita akan melihat bahwa Allahlah yang menetapkan Saul untuk menjadi raja, bukan bangsa Israel.
Manusia seringkali berpikir bahwa hidupnya adalah miliknya sendiri. Sehingga dengan demikian mereka merasa bebas untuk melakukan dan memutuskan segala sesuatu di dalam hidup ini. Dalam kesombongannya, manusia berpikir bahwa dirinya cukup berkuasa untuk menolak Allah. Namun Alkitab mengajar kita bahwa kedaulatan Allah mengalahkan segala kuasa yang ada di bumi ini.

Monday, April 8, 2019

Jangan Salah Pilih

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 8:7-8

Lukas 7:23 “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak aku”
Lukas 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang telah mengutus Aku.”
            Ditempat kudus di Rama tempat para pemimpin Israel berkumpul dan datang kepada Samuel yang sudah tua untuk meminta seorang raja atas mereka, karena ketika Samuel mengangkat anaknya menjadi hakim atas Israel mereka tidak berkelakuan seperti Samuel. Mereka mencari suap dan bersikap tidak adil terhadap rakyat, itulah sebabnya mereka menuntut kepada Samuel dan meminta seorang raja agar bisa memimpin mereka.
            Tetapi Samuel menolak tuntutan rakyat yang meghendaki seorang raja “seperti pada bangsa lain” tujuan orang Israel ialah hanya ingin seperti bangsa lain yang mempunyai raja atau pemimpin, tetapi mereka belum mengetahui siapa yang kemudian akan memimpin mereka. Seolah-olah mereka tidak menghargai Samuel, dengan sangat keberatan Samuel menyampaikan perkara ini kepada Tuhan. Tetapi Tuhan tetap berpihak kepada Samuel. Sebab secara tidak sadar orang Israel telah menolak Tuhan bukanlah menolak Samuel, karena sifat orang Israel sejak dari Allah menuntun mereka keluar dari tanah Mesir mereka pun berbuat demikian, mereka lebih memilih untuk beribadak kepada allah lain mereka selalu merasa tidak ada rasa puas.
            Tanpa orang Israel sadari bahwa mereka memiliki pemimpin yang lebih dari segala pemimpun atau raja yang mereka harpkan yaitu Tuhan sendiri yang menjadi satu-satunya penguasa atas Israel. Walaupun Tuhan mendengarkan permintaan mereka dan akan memberikan seorang raja tetapi mereka harus menerima kekurangan dan kelebihan raja yang nantinya akan memerintah mereka. Kita harus lebih teliti dalam memilih segala sesuatu jangan dengan tuntutan apa yang kita mau, tetapi Tuhanlah yang akan menyediakan yang tepat bagi kita.

Jika Tuhan yang telah menyediakannya untuk kita, itu tidak akan mengecewakan kita.

Saturday, April 6, 2019

Bertanggungjawab Dengan Perbuatan

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 6:1-21

Ayub 4:8 “ Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga”.

Setelah Tabut Tuhan dirampas oleh orang Filistin dari tangan orang Israel, yang tadinya mereka berniat yang tidak banar terhadap Tabut Tuhan sehingga ketika tabut tersebut sudah dirampas dan ada ditengah-tengah orang Filistin, bukan malah membawa ketenangan di antara mereka, justru sebaliknya malah membuat mereka tidak memiliki ketenangan dalam bangsanya.
Orang-orang Filistin yang sudah tidak kuat dengan keberadaan Tabut Tuhan ada ditengah-tengah mereka, membuat keputusan untuk mengembalikannya lagi kepada orang Israel, orang Filistin mereka mau memenuhi persyaratan yang harus mereka tanggung karena perbuatan mereka yang menyababkan mereka terus tidak ada ketenangan. Orang Filistin sempat mengeraskan hati mereka dalam ayat 6, dan memiliki niat tidak mau melakukan hal ritual atau syarat yang harus di siapkan untuk mengembalikan Tabut Tuhan yang mereka rampas.
Akan tetapi dalam ayat 10 mereka akhirnya melakukan apa yang telah ditentukan dalam pengembalian Tabut Tuhan, banyak yang harus mereka buat agar malapetaka yang terus menimpa mereka dijauhkan. Mereka untuk mengembalikan Tabut Tuhan harus ada yang harus mereka korbankan yaitu, ternak mereka dan membuat patung dari emas. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mungkin kita pernah melakukan kesalahan dan sering tidak bertanggung jawab dengan yang kita lakukan, marilah mulai dari sekarang untuk bertanggung jawab
BERANI BERBUAT, BERANI  BERTANGGUNG JAWAB

Friday, April 5, 2019

Kuasa Di Balik Tabut Tuhan

Bacaan Alkitab: 1 Samuel 5:1-12

 Yer 10:6  Tidak ada satu pun seperti Engkau, ya TUHAN. Engkau besar! Nama-Mu memiliki kuasa yang besar!
 
                        Salah satu kegunaan tabut pada zaman dulu adalah untuk menyimpan benda atau dokumen-dokumen tertentu yang sangat penting. Tabut Tuhan dibuat ketika Allah memerintahkanya kepada Musa. Ukuran Tabut tersebut adalah dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya (Kel. 25:10). Isi Tabut Tuhan adalah dua loh batu (10 Hukum Taurat), tongkat Harun, dan Manna.
            Tabut Tuhan melambangkan kehadiran Allah. Akan tetapi suatu bangsa yang tidak mengenal Allah mencuri Tabut tersebut, yaitu bangsa Filistin. Ketika mereka mencuri Tabut tersebut, mereka menempatkan di beberapa tempat, seperti ke kuil Dagon, Gat, dan Ekron. Disetiap tempat Tabut itu berada, maka terjadi sesuatu yang dasyat, karna Allan menekan kota tersebut, dan menghajar mereka dengan penyakit borok-borok. Hal itu terjadi karna, Tabut Tuhan tersebut melambangkan kehadiran Allah dan Allah tidak mau tinggal kepada orang yang tidak mau menyembah Dia.
            Allah sangat mengasihi umat-Nya, dan Dia mau tinggal bersama-sama dengan umat-Nya. Oleh karena itu, biarlah kita selalu menjaga Tabut Tuhan (kehadiran Allah) dalam hidup kita. Sehingga dengan demikin, Allah selalu beserta dengan dengan kita dan kita merasakan suatu kuasa di balik Tabut Tuhan (kehadiran Allah)